Mengalamiteknik pengolahan, proses produksi pembuatan serta kemasan bahan serat. Merancang, membuat, menguji dan mengkomunikasikan produk kerajinan bahan serat daerah setempat berdasarkan teknik dan prosedur yang tepat menurut orisinalitas ide dan cita rasa estetis diri sendiri. Teknik-teknik dasar dalam keterampilan kerajinan tekstil yang Teknik Pembuatan Kerajinan Tekstil Yang Menggunakan Proses Celup Disebut Teknik. Produk kerajinan tekstil mempunyai nilai yang tinggi karena menuntut kemampuan. Proses pada pembuatan kerajinan tekstil, seperti tampak pada gambar denah diatas, terdiri atas beberapa tahapan.√ Kerajinan Tekstil Pengertian, Contoh, Macammacam, Teknik [Lengkap] from Proses pada pembuatan kerajinan tekstil, seperti tampak pada di atas terdiri dari beberapa tahapan. Pertama, proses serat atau benang menjadi kain, lalu kain menjadi kerajinan tekstil, seperti busana, tas, sarung. Proses dapat diartikan sebagai cara metode ataupun teknik bagaimana pembuatan kerajinan bahan tekstil tersebut dilaksanakan. √ Kerajinan Tekstil Pengertian, Contoh, Macammacam, Teknik [Lengkap]Umumnya teknik celup ikat menggunakan bahan dasar tekstil dari serat alam seperti katun sutera atau rayon. Kerajinan tekstil sebagai fungsi hias dibuat dengan tujuan Proses pembuatan kerajinan tekstil terdiri dari beberapa tahapan yang dimulai dari proses serat atau benang menjadi kain, kemudian kain menjadi tekstil serta pewarnaan dan pemasangan. Kerajinan juga dapat menambah nilai jual suatu produk. 3 Larutkan satu paket pewarna kain dengan air panas secukupnya, sambil diaduk menggunakan spatula masukkan garam sebanyak 5 sendok makan. Biarkan campuran air dan pewarna menyatu sesuai dengan suhu ruangan. 4. Rendam kain yang sudah anda ikat ke dalam campuran pewarna selama kurang lebih 20 menit. Proses, Teknik, dan Alat Kerajinan Tekstil –Proses pembuatan kerajinan tekstil terdiri atas beberapa tahapan. Pertama, proses serat atau benang menjadi kain, lalu kain menjadi kerajinan tekstil, seperti busana, tas, sarung bantal dan lain-lain, serta pewarnaan dan pemasangan aksesori untuk suatu fungsi tertentu atau menambah nilai estetis atau keindahan pada produk kerajinan tekstil yang dibuat. Proses Pembuatan Kerajinan Tekstil Proses pada pembuatan kerajinan tekstil, seperti tampak pada gambar denah diatas, terdiri atas beberapa tahapan. Pertama, pembuatan serat/benang menjadi kain/tekstil yang menggunakan teknik tenun. Kedua, pembuatan kain/tekstil menjadi satu bentuk kerajinan tekstil. Terakhir, proses pemasangan asesoris atau nishing sehingga menghasilkan kerajinan tekstil yang siap digunakan. Proses pewarnaan dapat dilakukan pada serat/benang, pada kain atau pada bagian akhir setelah kerajinan tekstil terbentuk. Pewarnaan pada benang dilakukan dengan pencelupan serat/benang. Pada tekstil tanpa motif/ polos, pewarnaan dilakukan dengan pencelupan dengan 1 warna, sedangkan untuk menghasilkan tekstil dengan motif tertentu, pewarnaan menggunakan teknik ikat dengan beberapa kali pewarnaan. Pewarnaan pada kain/tekstil dapat menggunakan teknik rintang warna, seperti teknik batik atau jumputan, teknik print seperti cap, sablon, atau digital press serta teknik lukis. Dekorasi dapat dilakukan pada kain atau pada produk yang sudah terbentuk, dengan teknik sulam dan bordir, maupun penambahan aksesori untuk menambah keindahan produk kerajinan tekstil. 1. Teknik Tenun 1. Teknik Tenun 2. Teknik Pewarnaan 3. Teknik Membentuk Kerajinan Tekstil four. Teknik Dekorasi Teknik Pembuatan Kerajinan Tekstil Yang Menggunakan Proses Celup Disebut Teknik Teknik pembuatan kain yang masih tergolong kerajinan karena mengandalkan keterampilan tangan adalah teknik tenun. Teknik pembuatan kain dengan mesin otomatis tidak termasuk dalam kerajinan. Kain tenun di Indonesia dikerjakan dengan dua jenis teknik, yaitu tenun gendong benang lungsi yang akan ditenun diikat mengelilingi hingga punggung penenun yang digunakan di seluruh Indonesia, dan teknik tenun yang menggunakan bingkai kayu sebagai alat bantu tenun. Pada teknik tenun dua jenis, dengan benang lungsin putus yang akan menghasilkan kain panjang atau selendang dan dengan benang lungsin tidak terputus untuk menghasilkan sarung berbentuk tabung. Proses teknik tenun adalah sebagai berikut. a. Menyiapkan benang lungsin yang panjangnya sama dengan panjang kain yang diinginkan. b. Memasang benang lungsin pada cucukan. c. Menyiapkan benang pakan. d. Penenunan dilakukan dengan memasukan benang pakan ke antara benang-benang lungsin. 2. Teknik Pewarnaan Pada umumnya, teknik pewarnaan kain-kain tradisional di Indonesia memanfaatkan proses celup dengan rintang warna seperti teknik batik dan teknik pada Kain Sasirangan khas Banjar, Kalimantan Selatan, dan teknik ikat pada pewarnaan serat/benang tenun. Teknik pewarnaan pada kain tenun adalah teknik ikat celup. Teknik ikat celup sudah dilakukan sejak lama di seluruh belahan dunia. Asal usul teknik ini diperkirakan berkembang di India dengan sebutan Bhandani sejak 906 618 SM. Teknik ini berasal dari dataran Cina pada zaman Dinasti Tang dibuat pada kain sutera yang merupakan alat castling pada masa kejayaan Jalur Sutra, yaitu jalur yang menghubungkan wilayah Cina ke Timur Tengah hingga ke Italia. Teknik pewarnaan ikat terdiri atas ikat hanya pada benang lungsin atau pakan dan ikat ganda pewarnaan pada benang pakan dan lungsin . Langkah pertama teknik ikat celup menempatkan benang pakan/lungsin pada plangkan. Langkah kedua adalah menggambarkan pola motif pada benang yang sudah terpasang pada plangkan. Langkah ketiga adalah mengikat bagian benang sesuai dengan motif yang diinginkan. Ikatan yang kuat, tebal dan rapi akan dapat menghalangi warna dengan baik. Benang yang sudah diikat dicelup dengan warna-warna sesuai dengan rancangan. Pewarnaan dilakukan mulai dari warna yang paling tua, ke warna yang paling muda. Setelah pewarnaan pertama, warna kedua diperoleh dengan melepaskan ikatan pada bagian yang ingin diwarnai, dan seterusnya hingga selesai. Benang yang sudah diwarnai lalu dikeringkan. Setelah kering, benang lungsin dipasang pada alat tenun, sedangkan benang pakan dipasang pada kelenting. Selain teknik pewarnaan ikat celup pada benang tenun, ada pula teknik rintang warna dengan menggunakan lilin/malam, yaitu teknik batik. Pada masa Kerajaan Majapahit, teknik batik diaplikasikan di atas daun lontar. Setelah diperkenalkan textile kain dari serat katun, sebagai pengganti serat alam lainnya yang lebih kasar, teknik batik mulai diaplikasikan di atas kain katun. Kain batik, semula hanya dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan kerajaan, namun teknik tersebut mulai dikenal masyarakat di luar keraton dari para pengrajin batik. Lambat laun kegiatan membatik menjadi mata pencaharian masyarakat sekitar kerajaan. Proses teknik batik adalah sebagai berikut. a Membuat sketsa motif batik pada kain polos. b Menyiapkan alat dan bahan seperti malam, canting, kompor batik dan zat warna alam berikut fasilitas pendukung lainnya. c Memanaskan malam pada kompor batik sampai 60 °C. d Dengan menggunakan canting untuk batik tulis atau cap aluminium untuk batik cap, mengambil malam dan menutup pola motif pada kain sesuai sketsa yang telah ditentukan. east Menentukan warna celup. f Mencelup kain batik sesuai dengan warna yang telah ditentukan g Melorod melepaskan malam dengan cara merebus kain pada air mendidih, dibilas dan diangin-angin. h Untuk proses pewarnaan lebih daripada 1 warna, langkah kerja mulai dari menggambar dangan cating atau cap hingga melorod diulang sesuai dengan jumlah warna. 3. Teknik Membentuk Kerajinan Tekstil Produk kerajinan tekstil sangat beragam. Namun, secara umum, pembentukan kerajinan tekstil dilakukan dengan memotong dan menyambung bahan. Pemotongan diawali dengan penggambaran pola sesuai dengan bentuk dan ukuran produk kerajinan tekstil yang dirancang. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan gunting khusus kain, untuk kemudahan pemotongan dan menghasilkan potongan yang rapi. Ingatlah selalu untuk memotong bahan sedikit lebih besar daripada pola, untuk memberikan ruang penyambungan. Penyambungan bahan dapat dilakukan dengan teknik jahit, manual, teknik jahit dengan menggunakan mesin jahit, dan penggunaan lem. Teknik penempelan dengan lem hanya digunakan untuk kebutuhan tertentu saja, misalnya penempelan aksesori dengan syarat kain atau bahan tekstil cukup tebal atau rapat dan lem cukup kental sehingga lem tidak menembus kain. iv. Teknik Dekorasi Teknik dekorasi di antaranya adalah sulam dan bordir. Sulam sudah menjadi bagian dari tradisi tekstil Indonesia sejak abad ke-16 Masehi. Dekorasi sulam pada kain tenun di antaranya dengan menambahkan benang emas dan manikmanik kaca cermuk, contohnya seperti kain Tapis Lampung. Kain Tapis bagi masyarakat Lampung melambangkan kesucian dan dipercaya dapat melindungi penggunanya dari segala bentuk sifat buruk manusia. Secara garis besar, corak dan warna kain Tapis menunjukkan kebesaran Sang Pencipta Alam. Suku adat di wilayah Lampung yang menghasilkan dan mengembangkan kain Tapis ini adalah suku Pepadun. Sebelumnya, kain Tapis yang berlapis benang emas ini merupakan pakaian wanita dari daerah Liwa, Kenali dan Talar Padang. Tapis banyak digunakan baik oleh pria dan wanita sebagai kain sarung yang dikenakan pada upacara adat. Misalnya, kain Tapis Jung Sarat digunakan oleh pengantin wanita pada upacara perkawinan adat. Kain Tapis Tuho dikenakan seorang istri yang mengantar suaminya mengambil gelar sutan. Kain Tapis Lampung ini kaya akan ragam warna dan corak, hasil akulturasi budaya yang datang ke wilayah Lampung, di antaranya kebudayaan Dongson, Hindu, Budha, Islam, Eropa, dan People’s republic of china. Dekorasi juga dilakukan dengan memanfaatkan teknik bordir, yaitu teknik sulam yang dikerjakan dengan bantuan mesin jahit modi kasi. Beberapa daerah di Indonesia dikenal dengan kerajinan sulam dan bordirnya, yaitu Tasikmalaya, Sumatra Barat, Gorontalo, Aceh, Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Proses sulam atau bordir adalah sebagai berikut. a. Menyiapkan kain yang akan disulam atau dibordir. b. Menentukan pola sulam/bordir atau motif atau ragam hias. c. Menjiplak pada kertas minyak dengan menggunakan spidol atau balpoin. d. Menjiplak ke atas kain dengan menggunakan kertas karbon. e. Menyiapkan kain pada gelang ram atau pamidangan dengan meregangkan kain sampai ketegangan maksimum. f. Kain siap untuk disulam atau dikerjakan dengan teknik bordir. Itulah postingan saya tentang Proses, Teknik, dan Alat Kerajinan Tekstil semoga bisa bermanfaat bagi anda semua, Terima Kasih !! Sumber Buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas x
danPutra, 2018 : 2). Upaya daur ulang dapat dilakukan dengan menggunakan teknik ikat celup. Menu - rut Muamalah (2017: 5), teknik ikat celup adalah teknik kerajinan tekstil dengan cara menutup bagian yang tidak ingin terkena warna guna memberikan motif pada kain. Teknik ikat celup dapat membuat
Jakarta – Tekstil merupakan material fleksibel yang terbuat bersumber tenunan benang dan biasa digunakan umpama sasaran pakaian. Lantas apa bahan dan contoh kerjajinan tekstil? Yuk simak penjelasannya di sini. Signifikansi Tekstil Tekstil belalah dijadikan sebagai bahan lakukan kerajinan ataupun pakaian. Dalam proses produksi kerajinan terlazim mengikutsertakan kecekatan, bikin dirancang semoga memiliki ponten dan unsur estetik keindahan, dan fungsional kegunaan. ADVERTISEMENT SCROLL TO RESUME CONTENT Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, istilah tekstil dapat diartikan barang tenun seperti cita, kain putih ataupun bahan pakaian. Istilah Tekstil sendiri senyatanya ialah serapan dari Bahasa Inggris adalah textile nan berfaedah sesuatu nan ditenun. Dengan kata lain Tekstil yaitu bahan yang terbuat berpunca benang hasil pemintalan serat yang kemudian ditenun, dirajut atau dengan mandu pemberkasan serat berbentuk paisan menunggangi atau tanpa bahan perekat yang dipres. Objek Tekstil Berdasarkan modul Pengantar Ilmu Tekstil karya Muh. Zyahri, ST, secara mahajana korban serat tekstil dapat digolongkan ke dalam serat pataka, baja imitasi, dan rabuk fusi. 1. Bahan Tekstil dari Serat Umbul-umbulPupuk alam adalah rabuk yang diperoleh pecah standard, yakni pokok kayu dan hewan. – Korban kawul tumbuhan terdiri berusul rabuk dari layon, buah, patera, dan biji. Serat-jamur pokok kayu tersebut dikenal juga dengan istilah jamur selulosa cellulose. Kamil jenis serat pohon cendawan flax linen, jute, henep, jute, serat sabut kelapa, serat abaca manila, sisal, henequen, dan serat kapas. – Serat binatang maupun satwa terdiri bermula rambut, rambut kulit, dan baja berpangkal pupa. Cendawan-baja hewan disebut serabut protein proteine. Contoh varietas rabuk binatang serat semenjak unta, alpaca, kashmir, mohair, serat wol, dan serat sutera. 2. Target Tekstil berpunca Serat sintetisSerat tiruan terbagi menjadi serat sepenggal buatan dan kawul tekstil buatan artifisial – Pupuk sekepal artifisial adalah segala sesuatu nan nirmala pecah selulosa rabuk tekstil buatan. Umumnya berak-cerih katun atau bubur pulp kusen akan dicampur dengan larutan kimia, yang menghasilkan rayon viskosa, dan makao asetat. Serat tersebut disebut sebagai serat selulosa regenerasi. – Jamur tekstil buatan imitasi merupakan diversifikasi baja nan keseluruhannya dibuat dari target kimia. Jamur tekstil buatan memiliki kebiasaan mudah terlipat atau pipih termoplastik. Adapun contoh diversifikasi serat tiruan bikinan, yaitu pupuk akrilik, pupuk lembar, polyester, sutra tiruan, brinilon, enkalon, dan tidak-lain. 3. Bahan Tekstil dari Jamur PaduanCendawan sintesis adalah hasil sangkutan berbagai korban serat nan farik. Baja ini rata-rata mendominasi bahannya. Ternyata, sebagian besar tekstil yang banyak digunakan merupakan hasil pencampuran, sehingga dapat menghasilkan varietas dan kualitas sasaran tertentu yang diinginkan. Contoh berpokok kawul diversifikasi campuran tekstil adalah fusi dari katun, dan polyester. Contoh Kerajinan Tekstil Kerajinan tekstil di Indonesia terbagi privat dua, yaitu kerajinan tekstil beradab, dan kerajinan tekstil tradisional. Kerajinan tekstil modern banyak digunakan buat memenuhi kebutuhan fungsional. Sedangkan, kerajinan tekstil tradisional punya makna alegoris, sehingga lebih digunakan untuk kebutuhan upacara tradisional. Henni Ratnasusanti, intern modul Kemdikbud bertingkat Prakarya Aspek Kerajinan, menuliskan kekuatan produk kerajinan tekstil dibuat bakal berbagai intensi, adalah sebagai penghias, benda pakai, kelengkapan ritual, dan maslahat simbolik. Karya Kerajinan seumpama Benda Pakai Laksana benda pakai, kerajinan digunakan untuk keperluan praktis, diantaranya tempat pakain, tas, dompet, keset, jaket dan yang lainnya maupun dikenakan bagaikan Dikutip dari buku Prakarya dan Kewirausahaan oleh Hendriana Werfhaningsih dkk, berikut adalah beberapa contoh kerajinan tekstil Dilihat dari fungsinya kerajinan tekstil boleh dibagi menjadi – Misal pemuasan kebutuhan sandang fashion. Contohnya baju, aksesoris, tas, ketopong, sepatu. – Sebagai pelengkap bagian dalam. Contohnya kain bagi bidai, dan salut singgasana. – Perlengkapan apartemen tangga. Contohnya sarung bantal, lap kaki, seprai, dan alas meja. – Sebagai panggung benda. Contohnya dompet Karya kerajinan tekstil tradisional Indonesia secara kekuatan dapat digunakan bagaikan – Pemenuhan kebutuhan sandang yang melindungi tubuh. Contohnya baju-baju daerah. – Sebagai gawai sokong rumah tangga. Contohnya perca cak bagi gendongan bayi dan kejai untuk membawa komoditas. – Sebagai perlengkapan ritual atau tradisi Cemping ikat celup Indonesia Timur, sebagai intiha mayat. Kain Penapis eksklusif daerah Lampung, lakukan dipakai saat pernikahan. Kain Cepuk digunakan untuk ritual sifat di Pulau Nusa Penida. Tiras Songket cak bagi digunakan dalam pernikahan dan khitanan. Kain Poleng pangkal Bali digunakan detik program ruwatan penyucian. Kain tradisional Indonesia memiliki skor estetis dan budaya nan tinggi. Contoh cemping-kain tradisional Indonesia nan populer lainnya adalah reja menggambar, kain belongsong ikat, cemping sasirangan, dan masih banyak lagi. Demikian pengertian berpunca tekstil adalah, objek dan contoh kerjajinan tekstil. Hendaknya berfaedah ya! fdl/fdl
Yangdisebut hasil kerajinan kriya tekstil dengan teknik simpul yang menggunakan tali atau benang ialah a. tenun. b. cetak saring. c. makrame. d. tapestri. Teknik ikat celup berasal dari a. Korea. b. China. Project Yang Akan di Buat; Contoh Kerajinan Dari Tanah Liat Unduh PDF Unduh PDF Teknik ikat celup adalah kerajinan kain favorit untuk anak-anak dan orang dewasa segala usia. Dengan menggunakan berbagai cara pengikatan, Anda bisa menciptakan berbagai pola yang menarik dengan teknik ikat celup. Berbicara mengenai pewarna, ada berbagai jenis pewarna siap pakai yang bisa digunakan, dan umumnya bisa didapatkan di toko kerajinan atau pengecer biasa di tempat Anda. Anda juga bisa membuat pewarna dari bahan-bahan alami! Langkah-langkah untuk melakukan teknik ikat celup hampir sama, baik menggunakan pewarna komersial atau buatan sendiri. Anda perlu mengikat kain untuk menciptakan pola yang menarik dengan pewarna, menyiapkan kain untuk diwarnai, dan merendam kain di dalam pewarna untuk menciptakan karya ikat celup yang luar biasa. 1Buatlah pola spiral dasar. Pola spiral adalah penampilan ikat celup yang klasik. Pola spiral dasar mengumpulkan semua kain ke dalam sebuah gulungan. Dengan menggunakan cara pengikatan ini, akan tercipta desain yang melingkar dari bagian tengah spiral. [1] 2 Bentangkan kain di permukaan yang rata. Namun sebelum melakukannya, pastikan permukaan tersebut bersih! Jika Anda mengerjakan di atas permukaan yang biasa dipakai, seperti meja makan, sisa makanan atau minyak bisa menodai kain dan merusak konsistensi pola yang dibuat dengan pewarna. Sisa-sisa makanan yang mengenai kain bisa menimbulkan titik-titik yang terlihat jelas pada pewarna atau bintik-bintik putih. Ambil lap lembap dan sekalah permukaan sebelum membentangkan kain di atasnya. Anda perlu melindungi permukaan yang akan menjadi tempat kerja dengan membentangkan alas yang tahan pewarna atau alas sekali pakai. Beberapa pilihan yang biasa digunakan adalah kardus, plastik, dan terpal. [2] 3Cubitlah bagian tengah kain dengan ibu jari dan dua jari. Anda hanya perlu mengumpulkan sedikit kain di antara jari pada tahap ini. Kain yang dipegang dengan jari akan membentuk titik tengah pada kain. Mengumpulkan terlalu banyak kain bisa menghasilkan gumpalan besar di tengah spiral. [3] 4 Gulunglah kain sambil dipegang dengan jari. Gulunglah sekencang dan serata mungkin. Untuk membantu menciptakan bentuk spiral biasa, Anda harus meratakan kain pada permukaan dengan gulungan kain di tangan. [4] Saat terus menggulung, kain akan mulai membentuk spiral. Anda perlu menggunakan alat untuk membantu menggulung kain untuk menghasilkan spiral yang sekencang mungkin. Spiral yang kencang akan menghasilkan lebih banyak lingkaran dalam pola, sehingga lebih rumit. Beberapa alat yang bisa digunakan untuk menggulung spiral adalah garpu tumpul atau penghapus pada ujung pensil yang kuat.[5] 5Satukan spiral dengan tangan yang satunya lagi. Ambil ujung spiral yang teruntai dan sambungkan ke bagian gulungan utama dengan tangan yang tidak digunakan untuk menggulung kain. Tariklah ujung bagian luar gulungan dengan kencang sehingga spiral tergulung sekencang mungkin. [6] 6 Ikatlah spiral dengan karet gelang. Sambil terus memegang spiral dengan satu tangan, gunakan tangan lain untuk memasukkan beberapa karet gelang pada kain. Karet harus berada di tengah gulungan, terentang dari satu ujung gulungan ke sisi yang berlawanan. Mulailah dengan empat buah karet gelang dan tambah lagi jika perlu. Kain yang lebih besar, gulungan kain yang kencang, atau kain yang lebih tebal memerlukan karet gelang yang lebih banyak untuk menahan spiral. Iklan 1Kenali efek teknik ikat celup dengan simpul. Keuntungan membuat simpul pada teknik ikat celup adalah Anda bisa membuat simpul sebanyak mungkin sesuai keinginan. Hal ini berguna untuk lembaran kain yang panjang. Mewarnai kain yang dibentuk simpul menghasilkan desain garis-garis halus berwarna putih, seperti retakan kaca yang tak beraturan, menyebar pada warna dengan arah yang acak. 2Pelintir kain menjadi lilitan panjang. Peganglah tiap ujung kain sehingga panjang kain terentang di antara tangan. Kemudian, pelintir kain dengan arah yang berlawanan dengan gerakan memeras. Lanjutkan memelintir hingga kain tidak bisa dipelintir lagi. [7] 3 Buatlah simpul pada lilitan kain tersebut. Anda memerlukan simpul yang besar di tengah lilitan kain untuk menciptakan titik pusat desain. Anda juga bisa membuat banyak simpul untuk menciptakan serangkaian titik seperti ledakan pada kain. [8] Berhati-hatilah saat memelintir dan membuat simpul kain. Simpul harus kencang, namun simpul yang terlalu kencang bisa menyebabkan kain robek atau rusak. 4Ikatlah simpul dengan karet gelang. Setelah membuat tiap simpul, tarik dengan kencang. Pegang simpul yang dikencangkan dengan satu tangan agar tidak lepas. Lalu, dengan tangan yang lain, kencangkan tiap simpul dengan diikat menggunakan karet gelang.[9] Iklan 1Pahami efeknya. Teknik electric bunching mudah untuk dibentuk namun sulit diprediksikan. Setelah kain diwarnai, hasilnya adalah “kejutan” warna yang menyebar tak beraturan pada pakaian.[10] 2Kumpulkan kainnya. Hal ini harus dilakukan dalam porsi kecil dan tak beraturan. Gunakan satu tangan untuk memegang kumpulan kain tersebut sehingga tidak terlepas dan tariklah seluruh bagian kain menjadi berbentuk bola. Lakukan sedemikian rupa agar sebanyak mungkin sisi “muka” pakaian atau sisi luar kain terlihat. [11] [12] 3 Kencangkan bola kain. Dengan satu tangan, peganglah bola kain. Dengan tangan yang lain, ikatlah bola kain dengan beberapa karet gelang agar menyatu. Anda juga bisa menggunakan benang kasur atau tali untuk mengencangkan bola kain, namun dengan kedua pengikat ini, jangan mengikat bola terlalu kencang. Mengikat bola terlalu kencang bisa menyulitkan pewarna menembus ke bagian inti gumpalan kain. Hal ini bisa menciptakan celah dalam desain yang diwarnai. Gunakan sedikit pengikat untuk mengikat selonggar mungkin sambil tetap mempertahankan bentuk bola. Jika Anda ingin menggunakan benang kasur atau tali, mungkin yang paling mudah adalah meminta bantuan teman untuk memegang gumpalan kain saat Anda mengikatnya, atau sebaliknya. Jika tidak ada teman yang bisa membantu, bentangkan tali pada permukaan, letakkan bola kain di atasnya, yaitu di tengah tali sambil memegang bola dengan satu tangan, silangkan ujung-ujung tali di atas bola, dan gunakan tangan yang lain untuk membuat simpul sederhana.[13] Iklan 1Kenali pola mawar yang akan dibuat. Pola mawar menghasilkan serangkaian lingkaran kecil yang tumpang tindih yang bisa dihubungkan bersama dalam berbagai pola. Pola ini akan dibuat dengan mengumpulkan beberapa titik pada kain dan diikat.[14] 2 Buatlah pola mawar. Lengkungan mawar harus berada di bawah bagian atas kain, di atas lipatan jahitan bawah kain, bagian atas dan bawah sisi-sisinya, atau berbagai variasi lain. Jika sudah memutuskan letak mawar, gunakan kapur untuk menggambar titik-titik di sepanjang kain tempat tiap mawar berada.[15] Anda bisa menciptakan bentuk yang mawar lebih detail. Misalnya, Anda bisa membuat lingkaran mawar di tengah kaus atau mengumpulkannya menjadi bentuk bintang. Imajinasi Anda adalah batasnya! 3Kumpulkan semua titik. Dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk, cubitlah tiap titik dan tarik bersama titik di sebelahnya. Gunakan satu tangan untuk memegang semua titik dan tangan yang lain untuk melanjutkan membuat titik. Lanjutkan melakukan hal ini hingga semua titik terkumpul.[16] 4Ikat semua pola mawar. Lilitkan tali atau karet gelang sekitar 5 cm di bawah titik paling atas, tempat pertama kali membuat titik. Pola mawar harus diikat kencang. Hal ini membutuhkan lebih dari satu pengikat. [17] 5Kumpulkan dan ikat kain yang tersisa. Peganglah kain di bawah lokasi pola mawar yang diikat dan dengan tangan yang lain, tariklah ujung yang menjuntai dan peganglah dengan kuat. Tariklah kain hingga kencang, lalu gunakan karet gelang atau tali untuk mengikatnya pada jarak yang sama. [18] Iklan 1Pahami efeknya. Teknik ini menghasilkan serangkaian garis putih atau warna terang secara vertikal dari atas ke bawah melalui warna pewarna dengan menggulung kain dan mengikatnya dengan pengikat. Garis-garis horizontal juga bisa dibuat dengan menggulung kain ke kiri ke kanan dan bukan atas ke bawah. [19] 2Gulunglah kain menjadi tabung panjang. Untuk menciptakan garis-garis vertikal atas ke bawah, Anda harus menggulung kain dari bawah ke atas menjadi bentuk tabung yang longgar. Untuk garis-garis horizontal kiri ke kanan, Anda harus menggulung kain menjadi bentuk tabung longgar dari kiri ke kanan. [20] 3 Ikat tabung kain dengan jarak yang sama. Gunakan karet gelang atau tali untuk mengikat tabung kain dengan jarak yang sama. Jika jarak antara pengikat tidak sama, jarak antara garis-garis juga tidak akan sama. Garis-garis akan terbentuk di sepanjang lokasi karet gelang. Untuk memastikan pola garis yang rata, Anda perlu mengukur jarak antara pengikat dengan menggunakan penggaris dan menyesuaikannya jika perlu. Anda juga bisa mengukur dan menandai jarak tersebut terlebih dahulu. [21] Iklan 1Pahami bagaimana pengawet bisa membantu. Lambat laun, pewarna akan memudar dan kehilangan kilaunya, namun pengawet akan membantu pewarna agar tahan lama. Jenis pengawet yang Anda gunakan bervariasi tergantung pewarna yang digunakan, namun dengan merendam kain dalam larutan pengawet sebelum mewarnai, warna pakaian yang diwarnai akan lebih terang dalam waktu lama. [22] 2 Siapkan rendaman soda abu untuk sebagian besar pewarna kimia. Pewarna kimia, bahkan pewarna komersial yang bisa dibeli di toko kerajinan, biasanya akan sangat efektif jika kain direndam terlebih dahulu di dalam larutan yang terbuat dari soda abu dan air hangat. Ambil ember plastik besar dan Campurkan 250 ml soda abu dengan 4 liter air hangat. Aduk hingga tercampur rata. Kenakan masker debu dan sarung tangan karet atau plastik ketika bekerja dengan larutan ini. Soda abu bisa mengiritasi paru-paru dan kulit. [23] [24] 3 Buatlah pengawet garam untuk pewarna berdasar buah berry yang alami. Jika Anda ingin menggunakan pewarna alami yang terbuat dari buah berry, pengawet yang biasanya direkomendasikan adalah yang terbuat dari garam dan air dingin. Anda bisa membuat larutan ini dengan mencampurnya di ember besar 125 gram garam meja dengan 2 liter air dingin. Aduk hingga larut. [25] [26] 4 Siapkan pengawet cuka untuk pewarna berdasar tanaman alami. Jika Anda ingin menggunakan pewarna alami yang terbuat dari tanaman selain buah berry, larutan yang terbuat dari air dan cuka mungkin akan lebih baik daripada yang terbuat dari garam. Untuk menciptakan larutan pengawet cuka, campurlah dalam ember besar 250 ml cuka putih dengan 1 liter air dingin. Aduk dengan baik agar larutan merata. [27] 5Rendamlah kain yang sudah diikat dalam larutan yang sesuai. Rendam bundel kain yang diikat dalam larutan pengawet dengan waktu yang cukup lama agar terendam seluruhnya. Jika menggunakan soda abu, rendamlah kain selama 5-15 menit. Jika menggunakan garam atau cuka, panaskan cairan hingga mendidih perlahan dan biarkan kain berada dalam cairan yang mendidih tersebut selama 1 jam. [28] 6 Peras air yang berlebih. Anda perlu menunggu kain agar dingin sebelum menanganinya jika telah direndam dalam larutan yang mendidih. Setelah kain selesai direndam/didinginkan, angkat dari larutan pengawet dan peras sehingga terasa lembap. Jika menggunakan cuka atau garam, bilaslah kain sebelum memeras air yang berlebih. Penjepit makanan bisa digunakan untuk mengangkat kain dari larutan mendidih sehingga Anda bisa segera membilas kain dengan air dingin. Hal ini akan menghemat waktu menunggu kain hingga dingin. Kemudian, peraslah kain hingga lembap. [29] Iklan 1Ikutilah petunjuk pada kemasan untuk mencampur pewarna kimia. Berbagai pewarna komersial terbuat dari berbagai zat. Ini berarti Anda perlu mengikuti petunjuk pada label kemasan dengan teliti untuk menghasilkan warna terbaik. 2Tangani pewarna menggunakan sarung tangan plastik atau karet. Hal ini akan mencegah pewarna agar tidak menodai tangan dan membatasi kemungkinan pewarna menyebar. Kadang-kadang, pewarna basah bisa tertinggal di retakan atau lipatan kulit dan berpindah ke pakaian, furnitur, atau benda-benda lain. Sarung tangan plastik atau karet akan mencegah hal ini. [30] 3Gunakan ember plastik besar untuk rendaman pewarna. Airnya harus panas, biasanya dengan suhu yang dianjurkan yaitu 60 derajat Celsius. Untuk beberapa pewarna, air yang lebih panas menghasilkan warna yang lebih kuat. Untuk pewarna lain, air yang sangat panas bisa membuat warna memudar. Periksalah jenis pewarna yang Anda miliki sebelum berlanjut. [31] 4 Aduk pewarna hingga benar-benar merata. Biasanya, Anda memerlukan 1 bungkus pewarna bubuk atau 125 ml pewarna cair untuk setiap 8-12 air. Semakin banyak pewarna yang digunakan, maka warnanya semakin kuat. [32] Anda bisa menggunakan sendok dapur atau sendok sayur biasa untuk mengaduk pewarna. Anda perlu menghindari penggunaan sendok kayu; pewarna bisa menodai sendok seperti ini. Iklan 1 Rebus, didihkan, dan saring bahan tanaman ketika membuat pewarna alami. Banyak tanaman di alam yang bisa digunakan untuk membuat pewarna alami buatan sendiri. Anda perlu mengikuti prosedur yang sama ketika memisahkan pewarna dengan bahan tanaman. Untuk melakukannya, Anda harus Memotong halus tanaman atau bahan pewarna menggunakan pisau dapur. Masukkan dua bagian air dan satu bagian bahan pewarna ke dalam panci besar dan didihkan dengan api besar. Kecilkan apinya dan biarkan mendidih perlahan selama 1 jam. Saringlah bahan tanaman dan tuanglah cairan bewarna yang baru ke dalam mangkuk besar untuk menghasilkan rendaman pewarna. [33] 2 Buah berry juga membawah pigmen yang kuat yang memberikan warna. Pigmen ini bisa dipisahkan dari buah berry untuk menciptakan pewarna potensial yang alami. Untuk menciptakan pewarna dari buah berry, Anda harus Merebus berry selama 15 menit atau hingga warna berry bercampur dengan air. Memisahkan potongan berry dengan menggunakan saringan dan menuangkan cairan berwarna ke dalam mangkuk besar. Buanglah potongan berry hingga yang tersisa hanya larutan berwarna untuk digunakan sebagai pewarna kain. [34] 3 Pilihlah zat alami yang tepat untuk membuat pewarna. Dengan menggunakan bahan tanaman berbeda, Anda bisa mengekstrak berbagai pewarna. Daftar berikut sama sekali tidak lengkap, namun beberapa warna-warna populer dan tanaman sebagai bahan pembuatnya adalah Oranye Kulit bawang bombai dan akar wortel Cokelat Kopi, teh, walnut, dan akar randu tapak Merah muda Raspberi, ceri, dan stroberi merah Biru/ungu Kubis merah, mulberry, elderberry, blueberry, anggur ungu, daun bunga jagung, dan iris ungu Merah Bit, buah mawar, dan St John’s Wort yang direndam dalam alkohol Hitam Akar iris Hijau Arthicoke, bayam, akar sorrel, akar lilac, bunga snapdragon, black-eyed Susan, dan rumput Kuning Daun seledri, kunyit, daun willow, marigold, paprika, daun persik, yarrow, dan biji alfalfa. [35] Iklan 1 Rendamlah kain dengan waktu yang tepat. Setiap pewarna berbeda, jadi jumlah waktu yang tepat yang diperlukan untuk merendam kain dalam pewarna juga berbeda. Untuk produk komersial, Anda harus selalu mengikuti petunjuk yang tercantum. Biasanya, Anda memerlukan Pewarna kimia biasanya memerlukan waktu perendaman kain selama 4-10 menit. Merendam kain terlalu lama bisa membuat warnanya menjadi terlalu gelap. Pewarna alami akan menghasilkan warna maksimal dan sangat terang ketika dididihkan perlahan. Rendamlah kain di dalam air panas selama satu jam. Untuk warna yang lebih kuat dan terang rendamlah kain semalaman. [36] 2Warnailah dari warna yang yang paling terang ke warna paling gelap. Jika Anda ingin mewarnai kain dengan beberapa warna, rendamlah kain dengan warna paling terang terlebih dahulu. Anda bisa melakukannya dengan mencelupkan bagian kain yang ingin diwarnai di dalam mangkuk dangkal sehingga hanya bagian kain yang dikumpulkan yang menyerap warna tertentu. Lalu, rendam kain dalam warna-warna yang semakin gelap hingga semua warna digunakan.[37] 3Bilaslah dengan air dingin setiap selesai memberi warna. Gunakan air mengalir yang dingin setelah selesai memberi warna. Hal ini akan menghilangkan pewarna yang berlebih dan mengikat warna pada kain. Pewarna yang berlebih bisa memercik atau melunturkan bagian-bagian pakaian lain yang tidak diinginkan! Bilaslah seluruhnya untuk mencegah hal ini. [38] Iklan 1Pahami perbedaan dalam efeknya. Mungkin cara paling mudah melakukan teknik ikat celup adalah merendam kain dalam larutan berwarna tunggal yang disebut dengan rendaman pewarna. Jika menginginkan desain berbagai warna untuk menghasilkan efek lingkaran pelangi atau jenis pola berwarna lainnya, botol semprot adalah pilihan yang tepat.[39] 2 Siapkan pewarna dalam botol. Anda harus selalu mengikuti petunjuk yang tersedia bersama pewarna atau botol pewarna untuk hasil terbaik. Namun, biasanya untuk setiap bungkus pewarna bubuk atau 150 ml pewarna cair, Anda perlu menambahkan 250 ml air hangat hingga panas ke dalam botol semprot. Anda bisa meningkatkan proses pewarnaan dengan menambahkan garam ke dalam larutan pewarna. Anda harus menggunakan sejumlah garam yang direkomendasikan pada kemasan pewarna, namun biasanya Anda memerlukan satu sendok makan garam untuk tiap botol. Aduk atau kocok larutan hingga rata.[40] 3Bentangkan kain pada permukaan yang terlindung. Jika pewarna meresap ke dalam kain, hal tersebut bisa menimbulkan noda yang terbentuk pada permukaan yang diwarnai. Ada berbagai cara untuk melindungi area kerja. Anda perlu menggunakan pembungkus plastik berlapis-lapis, terpal, kardus tebal, atau berbagai jenis bahan lain. Setelah melindungi area yang akan dicat, bentangkan kain di atas permukaan yang sudah dilindungi. [41] 4 Warnailah kain. Ambil botol semprot dan dengan pola apa pun yang diinginkan, warnai kain dengan pewarna. Anda perlu menggunakan warna-warna primer seperti merah, kuning, dan biru secara berdampingan untuk menghasilkan kekontrasan yang lebih tajam. Menyiapkan tisu selama proses ini adalah langkah yang baik. Jika terlalu banyak menggunakan pewarna, pewarna tersebut bisa menggenang pada kain dan menyebar, sehingga menimbulkan desain yang basah! Anda bisa mencegah hal ini dengan menyerap pewarna yang berlebih menggunakan tisu. [42] 5 Bacalah petunjuk dengan teliti sebelum mengakhiri pekerjaan. Sebagian pewarna mengharuskan Anda untuk memasukkan kain ke dalam kantung plastik lalu dipanaskan dalam microwave. Jika melakukan hal ini, Anda harus meletakkan selembar tisu di bagian bawah microwave untuk berjaga-jaga seandainya kantung plastik bocor. Ketika mengeluarkan kain dari microwave, berhati-hatilah agar tidak terbakar. Sepasang sarung tangan atau penjepit makanan makanan bisa melindungi Anda agar tidak terbakar. Perhatikan kain dengan teliti ketika berada dalam microwave. Jika Anda melihat kantung plastik menggembung, hal ini adalah normal. Namun, kantung plastik yang terlalu lama di dalam microwave bisa meleleh dan merusak kain. [43] Iklan 1 Bilaslah kain sekali lagi dengan air dingin. Jika sudah selesai mewarnai kain dan membilas tiap bagiannya, bilaslah seluruh kain di bawah air dingin yang mengalir. Untuk memastikan hal ini sudah dilakukan seluruhnya, Anda harus Melanjutkan membilas kain hingga air menjadi jernih. Lakukan menyeluruh; Pewarna tidak boleh menodai pakaian lain. Proses ini bisa memakan waktu beberapa menit. [44] 2 Lepaskan pengikat. Gunakan gunting untuk memotong tali atau karet gelang dengan hati-hati dari kain. Anda harus memotong dengan hati-hati agar kain yang yang baru diproses ikat celup tidak rusak. Setelah itu, kain bisa dibuka kain agar polanya terlihat. Sebagai alternatif, Anda bisa menyimpan pengikat untuk digunakan kemudian dengan cara membuka tali atau karet gelang. 3 Cucilah kain dengan air hangat. Gunakan air hangat dan sabun cuci yang lembut dan tanpa pewarna untuk mencuci kain. Anda bisa melakukannya dengan mesin cuci atau mencucinya dengan tangan di dalam bak mandi atau ember. Jika sudah selesai mencuci, bilaslah kain dengan air hangat. [45] Jika ingin menggunakan mesin cuci, Anda perlu mencuci kain dalam satu siklus pencucian tersendiri. Dengan cara ini, pewarna yang tertinggal tidak akan berpindah ke pakaian lain. [46] 4 Peraslah pelan-pelan air yang berlebih setelah pembilasan. Peraslah air yang berlebih dari kain, namun berhati-hatilah agar tidak memeras terlalu kencang, karena hal ini bisa membuat kain melar dan berubah bentuknya. Untuk mencegah kain agar tidak berubah bentuknya karena pemerasan berlebihan, Anda bisa Bentangkan kain yang sudah diwarnai secara merata di atas handuk bekas yang lebih besar dari kain. Gulunglah kain di dalam handuk dan peraslah handuk dengan kain di dalamnya. 5Keringkan seperti yang diinginkan. Anda bisa mengeringkan kain dengan mesin cuci atau menjemurnya dengan cara digantung. Cara terbaik untuk mengeringkannya tergantung jenis kain yang diwarnai. Ikutilah petunjuk pada label kain untuk hasil terbaik atau jika tidak ada labelnya, jemurlah dengan cara digantung. 6Nikmatilah pakaian yang sudah diproses ikat celup. Anda mungkin ingin mencoba tiga jenis pewarna tanaman, berry, dan zat kimia, untuk mendapatkan yang paling disukai. Selain itu, ada berbagai perbedaan tergantung tanaman/berry/zat kimia yang dipilih untuk mewarnai kain. Anda mungkin mendapati kalau lebih menyukai pewarnaan alami daripada zat kimia, namun beberapa jenis kain lain mungkin paling baik diwarnai dengan pewarna kimia. Iklan Peringatan Kenakan sarung tangan dan celemek untuk melindungi kulit dan pakaian agar tidak ternoda pewarna. Kenakan masker debu untuk melindungi mulut, hidung, dan paru-paru ketika bekerja dengan soda abu. Iklan Hal yang Anda Butuhkan Pewarna kimia Kain Ember plastik besar Sendok pengaduk atau batang pengaduk besar Sabun cuci lembut Handuk bekas yang bersih Panci Tanaman untuk pewarna alami Karet gelang, benang, atau tali kasur Garam Gunting Bak cuci piring dengan air mengalir Soda abu Botol semprot opsional; untuk cara dengan botol semprot Ketel teh Cuka Air Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
Dariproses pemilihan serat akan dilanjutkan pengolahan kapas menjadi benang yang disebut pemintalan. 2. Penggulungan benang Teknik dasar kerajinan tekstil adalah segala cara yang digunakan untuk membentuk atau mengolah bahan tekstil. Adapun teknik yang digunakan sangat beragam. (manual) atau mesin jahit. Dalam pembuatan kain ikat celup
teknik dasar kerajinan tekstil termasuk dalam proses produksi kerajinan bahan serat PIXABAY/WILLFRIED WENDE via - Proses produksi kerajinan bahan serat adalah salah satu ketrampilan untuk menghasilkan suatu produk. Salah satunya adalah teknik dasar kerajinan tekstil, yang merupakan cara untuk membentuk atau mengolah bahan tekstil. Adapun teknik yang digunakan sangat beragam. Penggunaan teknik dasar ini disesuaikan dengan kerajinan yang akan dibuat. Dengan demikian, penggunaan teknik dasar menjadi tepat sasaran. BACA JUGA Kerajinan Tas Anyaman Kualitas Premium Bahan Kuat Wooka Bags - Denpasar BACA JUGA Kerajinan Produk Kapar Bambu Polos 1 Set Ukuran S,M,L - Gianyar Adapun teknik-teknik dasar dalam keterampilan kerajinan tekstil yang dapat digunakan untuk memproduksi kerajinan ikat celup, makrame, dan tapestri sebagai berikut. 1. Menenun Teknik menenun dapat digunakan untuk pembuatan produk kerajinan tapestri. Menenun menggunakan alat spanram atau bingkai yang direntangkan benang-benang lungsi sebagai jalur jalannya benang tenunan atau pakan. 2. Menjahit Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain dan bahan-bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang.
kerajinan dari serat alam sebagian besar menggunakan teknik.. a.pahat b.anyam c.ukir d.sambung SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa Daerah
Jakarta - Tekstil adalah bahan yang terbuat dari benang hasil pemintalan serat yang kemudian ditenun, dirajut atau dengan cara penyatuan serat berbentuk lembaran menggunakan atau tanpa bahan perekat yang modul Pengantar Ilmu Tekstil karya Muh. Zyahri, ST, secara umum serat tekstil dapat digolongkan ke dalam serat alam, serat buatan, dan serat AlamSerat alam adalah serat yang diperoleh dari alam, yaitu tumbuhan dan serat tumbuhan terdiri dari serat dari batang, buah, daun, dan biji. Serat-serat tumbuhan tersebut dikenal juga dengan istilah serat selulosa cellulose. Contoh jenis serat tumbuhan serat flax linen, jute, henep, rami, serat sabut kelapa, serat abaca manila, sisal, henequen, dan serat hewan atau binatang terdiri dari rambut, bulu kulit, dan serat dari kepompong. Serat-serat binatang disebut serat protein proteine. Contoh jenis serat binatang serat dari unta, alpaca, kashmir, mohair, serat wol, dan serat BuatanSerat buatan terbagi menjadi serat setengah buatan dan serat tekstil buatan sintetisSerat setengah buatan adalah segala sesuatu yang asli dari selulosa serat tekstil buatan. Biasanya sisa-sisa katun atau bubur pulp kayu akan dicampur dengan larutan kimia, yang menghasilkan rayon viskosa, dan rayon asetat. Serat tersebut disebut sebagai serat selulosa tekstil buatan sintetis merupakan jenis serat yang keseluruhannya dibuat dari bahan kimia. Serat tekstil buatan memiliki sifat mudah terlipat atau melekuk termoplastik. Contoh jenis serat buatan sintetis, yaitu serat akrilik, serat rayon, polyester, nilon, brinilon, enkalon, dan CampuranSerat campuran adalah hasil kombinasi berbagai bahan serat yang berbeda. Serat ini biasanya mendominasi bahannya. Ternyata, sebagian besar tekstil yang banyak digunakan merupakan hasil pencampuran, sehingga dapat menghasilkan jenis dan kualitas bahan tertentu yang dari serat jenis campuran adalah campuran dari katun, dan Pengolahan Serat TekstilPengolahan bahan-bahan serat menjadi bahan tekstil dapat dilakukan secara manual atau menggunakan mesin. Langkah-langkah pembuatan serat menjadi benang, hingga menjadi kain sebagai berikutPemintalan benang adalah proses pemilihan serat yang dilanjutkan untuk pengolahan dari kapas menjadi benang, dilakukan ketika benang yang sudah dipintal kemudian digulung menggunakan alat benang dilakukan melalui pencelupan. Benang yang telah diberi warna, kemudian akan benang menjadi kain, benang yang sudah kering kemudian ditenun menjadi TekstilTekstil sering dijadikan sebagai bahan untuk kerajinan. Dalam proses produksi kerajinan perlu melibatkan keterampilan, untuk dirancang agar memiliki nilai dan unsur estetik keindahan, dan fungsional kegunaan.Kerajinan tekstil buatan adalah kerajinan yang terbuat dari bahan serat, benang, maupun kain, yang sebelumnya melalui pengolahan secara tekstil di Indonesia terbagi dalam dua, yaitu kerajinan tekstil modern, dan kerajinan tekstil tradisional. Kerajinan tekstil modern banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan fungsional. Sedangkan, kerajinan tekstil tradisional memiliki makna simbolis, sehingga lebih digunakan untuk kebutuhan upacara Ratnasusanti, dalam modul Kemdikbud bertajuk Prakarya Aspek Kerajinan, menuliskan fungsi produk kerajinan tekstil dibuat untuk berbagai tujuan, yaitu sebagai penghias, benda pakai, kelengkapan ritual, dan fungsi Kerajinan sebagai Benda Pakai Sebagai benda pakai, kerajinan digunakan untuk keperluan praktis, diantaranya tempat pakain, tas, dompet, keset, jaket dan yang lainnya atau dikenakan sebagaiDikutip dari buku Prakarya dan Kewirausahaan oleh Hendriana Werfhaningsih dkk, berikut adalah beberapa contoh kerajinan tekstilDilihat dari fungsinya kerajinan tekstil dapat dibagi menjadiSebagai pemenuhan kebutuhan sandang fashion. Contohnya baju, aksesoris, tas, topi, pelengkap interior. Contohnya kain untuk tirai, dan salut rumah tangga. Contohnya sarung bantal, keset, seprai, dan wadah benda. Contohnya dompetKarya kerajinan tekstil tradisional Indonesia secara fungsi dapat digunakan sebagaiPemenuhan kebutuhan sandang yang melindungi tubuh. Contohnya baju-baju alat bantu rumah tangga. Contohnya kain untuk gendongan bayi dan kain untuk membawa alat ritual atau tradisi tertentu. ContohnyaKain ikat celup Indonesia Timur, sebagai penutup Tapis khas daerah Lampung, untuk dipakai saat Cepuk digunakan untuk ritual adat di Pulau Nusa Songket untuk digunakan dalam pernikahan dan Poleng asal Bali digunakan saat acara ruwatan penyucian.Kain tradisional Indonesia mempunyai nilai estetis dan budaya yang tinggi. Contoh kain-kain tradisional Indonesia yang populer lainnya adalah kain batik, kain tenun ikat, kain sasirangan, dan masih banyak lagi. Simak Video "Museum Batik Tekstil, Galeri Ragam Batik Nusantara, Jakarta" [GambasVideo 20detik] pal/pal
49xcnt. 257 315 274 74 157 276 213 178 204

teknik pembuatan kerajinan tekstil yang menggunakan proses celup disebut teknik